CRITICAL APPRAISAL
PADA MAKALAH ILMIAH
Critical appraisal ( telaah kritis ) merupakan proses sistematik
yang menguji suatu makalah ilmiah atau suatu penelitian dengan menilai
validitasnya, hasil dan relevansi atau kesesuaian makalah ilmiah tersebut
sebelum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Telaah kritis ini sangat
diperlukan bagi pembaca, khususnya klinikus untuk mengetahui kelemahan
penelitian, sehingga apabila penulis melakukan kesimpulan yang salah, ia tidak
langsung mengadopsi kesimpulan penelitian tersebut, agar dalam penerapannya tidak
terjadi kekeliruan.1,2
Ada beberapa langkah yang
dilakukan dalam melakukan critical
appraisal suatu makalah ilmiah :
1.
Check list
kelengkapan makalah
Walaupun yang paling penting
adalah menelaah isi makalah ilmiah tersebut, tapi penilaian teknis penulisan
juga perlu dibahas, hal ini untuk melihat kelengkapan makalah ilmiah tersebut.
Ada beberapa urutan ( check list ) untuk melihat hal-hal yang diperlukan dalam makalah
ilmiah, srtuktur dan bentuk baku dimulai dari judul, pengarang dan institusi,
abstrak, isi laporan (pendahuluan, cara kerja, hasil, diskusi, serta ucapan
terimakasih. Pada makalah yang baik semua butir check list harus dijawab Ya,
kecuali tidak relevan dengan penelitian.1
-
Judul : tidak terlalu panjang atau terlalu
pendek, menggambarkan isi utama penelitian, cukup menarik, tanpa singkatan
(selain yang baku ).
-
Pengarang dan institusi : harus dituliskan
sesuai aturan jurnal.1
-
Abtrak : terdiri dari satu paragraf atau
terstruktur, mencakup komponen IMRAD, secara keseluruhan informatif, tanpa
singkatan (selain yang baku), dan kurang dari 250 kata.1
-
Pendahuluan : menggambarkan latar belakang suatu
makalah ilmiah tersebut dibuat, harus ditunjang dengan informatif mengenai
biological, klinikal, kultural, epidemiologi dan ekonomi yang menekankan
indikasi penelitian. Ringkas (terdiri dari 2-3 paragraf) , paragraf pertama
mengemukakan alasan penelitian, paragraf berikut menyatakan hipotesis atau
tujuan penelitian. 1,3
-
Metode/cara kerja : menginformasikan metode yang
digunakan dalam penelitian untuk menghasilkan hasil penelitian yang signifikan,
menjelaskan bagaimana cara penelitian dilakukan dan bagaimana hasil studi
dianalisis, meliputi subjek penelitian, kriteria inklusi dan ekslusi, dan
bagaimana dalam pemilihannya, serta ethical
clearence.1,3
-
Hasil : menggambarkan temuan penelitian,
biasanya dipresentasikan dalam bentuk tabel, disertai dengan tabel
karakteristik subyek penelitian. Diberikan penjelasan informatif mengenai tabel
hasil penelitian, dengan melihat hasil ini pembaca dapat menilai hipotesis atau
pertanyaan sebelumnya pada penelitian. Dalam hasil tidak disertakan komentar
atau pendapat.1,3
-
Diskusi : membahas pertimbangan-pertimbangan
yang ada terhadap hasil yang didapat, dihubungkan dengan pertanyaan penelitian.
Tidak sering mengulang hal yang dikemukakan pada hasil. Membahas keterbatasan
dari penelitian dan dampaknya terhadap hasil. Disertakan simpulan
penelitianberdasarkan data penelitian dan saran selanjutnya.1,3
-
Ucapan terima kasih : ditujukan pada orang yang
tepat dan secara wajar1
-
Daftar pustaka : disusun sesuai aturan jurnal,
kesesuaian sitasi pada nas dan daftar pustaka.1
-
Lain-lain: bahasa yang baik dan benar, enak
dibaca, informatif, efektif dan ejaan yang tepat asas.1
2.
Deskripsi Umum
a.
Jenis desain yang digunakan
Telaah kritis pada jenis desain apa yang digunakan, apakah studi
cross-sectional, kasus kontrol, uji klinis, atau desain khusus (uji diagnostik,
analisis kesintasan, meta-analisis). Hal ini diperlukan untuk menentukan kualitas
penelitian dan apakah relevan terhadap penelitian yang dilakukan. Oleh karena
itu sesorang peneliti atau klinikus harus memahami metode penelitian dengan
memadai.1,3
b.
Manakah populasi target,populasi terjangkau, sampel
Hal ini perlu diketahui untuk menentukan validitas eksterna penelitian ( vide infra ).
c.
Bagaimana cara memilih sampel
Subyek yang dipilih perlu diuraikan secara eksplisit, termasuk ktiteria
inklusi dan ekslusi. Karakteristik subyek ini perlu untuk mengetahui apakah
hasil penelitiannya cocok untuk diterapkan pada pasien kita.
d.
Manakah variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang berubah dan diduga memengaruhi
nilai variabel tergantung.
e.
Manakah variabel tergantung
Variabel tergantung adalah variabel yang nilainya berubah dengan
perubahan variabel bebas. Skala variabel ini akan menentukan jenis analis yang
dilakukan.
f.
Apakah hasil utama penelitian
Hasil utama penelitian biasanya juga merupakan simpulan penelitian
tersebut.
3.
Validitas interna, hubungan non-kausal1,4,5
a.
Apakah observasi dipengaruhi bias
Semua studi terancam oleh terdapatnya bias. Perbagai jenis bias telah
diidentifikasi, yang dapat digolongkan menjadi bias yang terjadi pada proses
seleksi subyek, dan bias yang terjasi pada pengukuran atau observasi.
b.
Apakah observasi dipengaruhi oleh peluang
Bila bias atau perancu dapat disingkirkan, maka kemungkinan observasi
tersebut dipengaruhi oleh peluang, yang dapat dilihat dari nilai p.
c.
Apakah observasi dipengaruhi perancu
Kemungkinan terdapatnya perancu perlu diwaspadai pada setiap studi
observasional tanpa matching.
4.
Validitas interna, hubungan kausal1,6
a.
Apakah hubungan waktu benar
Dalam hubungan sebab akibat maka sebab (variabel bebas) harus mendahului
akibat (variabel tergantung). Bila hal ini tidak terpenuhi maka hubungan sebab
akibat tidak dapat disimpulkan. Hubungan waktu ini paling nyata pada uji
klinis, sedikit kurang pada studi kohort, teoritis benar pada kasusu kontrol,
dan tidak tampak pada studi cross-sectional.
b.
Apakah asosiasi kuat
Pada umumnya hubungan sebab akibat makin mungkin apabila asosiasi antara
2 variabel makin kuat, yang ditandai oleh nilai risiko relatif, rasio odds,
atau rasio revalens yang besar, atau nilai p yang kecil. Interval kepercayaan
statistik yang relevan juga menunjuk kuatnya hubungan; bila interval
kepercayaan sempit, maka asosiasi makin kuat dan sebaliknya.
c.
Apakah terdapat hubungan dosis (dose dependence)
Variabel bebas yang merupakan sufficient
cause, bila dihilangkan makanya efeknya akan hilang atau tidak ada. Namun
penyebab pada fenomena biologis biasanya berupa necessary cause, jadi eliminasi
suatu faktor tidak selalu diikuti oleh hilangnya efek.
d.
Apakah hasil dalam penelitian konsisten
Hubungan antara dua variabel harus konsisten pada beberapa kelompok
subyek yang diteliti. Bila hal ini tidak ada, maka pertanyaan untuk bagian ini
dianggap tidak relevan.
e.
Adakah koherensi hasil studi dengan fakta di
masyarakat
Sebaiknya dibahas kesesuaian hasil penelitian dalam kenyataan klinis di
masyarakat. Sehingga pembaca dapat memahami dan menguasai masalah
f.
Biological
plausibility
Penulis seharusnya membahas hasil penelitiannya dengan teori yang ada,
namun terkadang dapat juga menimbulkan spekulatif atau hipotesis, sehingga
timbul masalah baru dalam penelitian.
g.
Kesamaan dengan hasil penelitian lain
Hal ini harus dijelaskan secara transparan dengan daftar pustaka yang
menyokong, apakah penelitian tersebut sudah pernah dilakukan atau tidak, apakah
ada ketidaksesuaian dengan hasil penelitian terdahulu, bila perlu menyarankan
teman sejawat untuk melanjutkan penelitian jika jawaban dari masalah belum
terpecahkan.
5.
Validitas eksterna1,4
a.
Apakah hasil dapat diterapkan pada sampel
terpilih?
Jumlah sampel berpengaruh pada kesahihan data. Jika dalam proses
pemilihan dan selama proses penelitian, sampel banyak berkurang, maka subyek
yang tersisa tidak bisa mewakili subyek yang harus diteliti.
b.
Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi
terjangkau?
Hal ini tergantung pada rencana dan pelaksanaan pemilihan subyek dari
populasi terjangkau untuk penelitian
tersebut, apakah dengan cara random
sampling ataupun non random sampling.
c.
Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi target?
Generalisasi
atau inferensi kepada populasi target bukan sesuatu yang dapat dihitung, namun
dapat diperkirakan dengan logika atau common
sense. Dengan begitu pembaca dapat menilai dan menerapkan hasil penelitian
dalam praktik sehari-hari. Bagi klinikus dapat mengetahui apakah hasil
penelitian tersebut dapat diterapkan pada pasien di daerahnya.
Pembahasan :
Dalam menggunakan suatu makalah ilmiah ataupun jurnal
penelitian, yang paling penting adalah melakukan critical appraisal, agar dapat ditarik kesimpulan apakah makalah
tersebut mengandung kesalahan atau tidak dan untuk menerapkan hasil penelitian
pada tatalaksana pasien. Pada umumnya yang harus dinilai adalah :
1.
Apakah studi yang dilaporkan itu sahih (validity)
2.
Apakah hasil yang diperoleh penting (importance)
3.
Apakah hasil studi yang sahih dan penting
tersebut dapat diterapkan pada pasien ( Applicability)
Namun, ada beberapa urutan untuk mengetahuinya, yang pertama
kelengkapan makalah, jika ada salah satu bagian yang tidak lengkap berarti
makalah tersebut belum layak dikatakan makalah ilmiah. Kemudian langkah
mengenai deskripsi umum, untuk melihat lebih lanjut metodologi yang dipakai
apakah sudah relevan dengan penelitian yang dilakukan, yang semuanya ini akan
berkaitan dengan langkah selanjutnya validitas interna, untuk melihat kesahihan
dan pentingnya suatu penelitian, selanjutnya pada validitas eksterna membahas
mengenai penerapan dari hasi penelitian dengan menilik dari besar sampel dan
populasi yang sesuai.
Daftar pustaka :
1.
Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Ed 4. Sagung seto. 2001.P 452-80
2.
Snelling S, phred. Critical Appraisal of Literature 101. OPHLA.
2008
3.
Evidence-based practice tutorials- Critical
Appraisal Skills. 2005
4.
Abalos E et al. Critical Appraisal of Systematic
reviews. The WHO Reproductive Health Library. 2001